September 1 2020
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Pemerintah Amerika Serikat dipastikan tidak akan berhenti mencekal aplikasi asal China, tidak sebatas TikTok dan WeChat. Hal itu dikatakan oleh penasihat Donald Trump, Peter Navarro.
TikTok dan WeChat hampir pasti akan dilarang beroperasi di Negeri Paman Sam kecuali mereka dijual pada perusahaan AS. Nah, tindakan serupa bukan tidak mungkin nantinya juga diberlakukan pada aplikasi China yang lain.
"Penting bahwa negara ini tidak menggunakan aplikasi yang dibuat di China atau yang bisa mengambil data kita dan menuju server yang ada di China," kata Navarro yang dikutip dari South China Morning Post.
"Dan sungguh itulah posisi kebijakan yang kami lakukan pada TikTok dan WeChat, dan akan ada lagi yang lain karena China pada dasarnya menuju ke seluruh dunia untuk mencoba mengambil teknologi serta pengaruh," tambah dia.
Langkah itu dipastikan akan semakin membuat perang dagang antara China dan AS panas, belum ada tanda-tanda mereda sama sekali. Upaya AS cukup berhasil di mana TikTok hampir dapat dipastikan jatuh ke perusahaan AS, di mana kandidat terkuat pembelinya adalah Microsoft.
Navarro menyatakan Washington memang ingin menciptakan 'Tembok Besar' antara AS dengan China terkait transfer data, agar informasi dari AS tidak jatuh ke tangan China. Adapun pemerintah China sudah berulangkali mengkritik aksi AS tersebut.
"Hal itu adalah taktik bully ekonomi dan manipulasi politik yang dimainkan Amerika pada perusahaan-perusahaan non Amerika," cetus juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.
Bulan silam, presiden Donald Trump juga memastikan bahwa Gedung Putih mempertimbangkan untuk melarang aplikasi asal China lainnya selain TikTok dan WeChat. "Kami mengawasi hal-hal lain. Ya, memang demikian," sebut Trump ketika itu. KONTAK PERKASA FUTURES