July 16 2019
PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Di usianya yang terbilang belia, Rizky Faidan berhasil menjadi semifinalis dalam Kejuaraan Dunia game Pro Evolution Soccer (PES) bertajuk PES League World Finals 2019. Di Emirates Stadium, London, perjuangan Rizky Faidan tak main-main dalam mengharumkan nama Indonesia.
Meski akhirnya harus puas ditaklukkan pemain veteran Ettore Giannuzzi (Ettorito97) asal Italia, tidak mudah untuk bisa berada di posisinya sekarang.
Semuanya melewati jenjang mulai dari lokal, nasional, Asia, hingga berlanjut ke ajang internasional. Kegagalan dari satu turnamen ke turnamen eSport tidak membuatnya patah arang, justru makin semangat untuk introspeksi.
"Aku kan dari turnamen lokal sudah dari tahun 2016-an, SMP kelas 1 atau 2 gitu, terus penasaran aja. 2016 juga sempat jadi juara nasional, 2018 sempat juara kualifikasi Asian Games tapi jadinya nggak bisa ikut karena batasan usia. Lanjut sampai sekarang," kisah Rizky.
Rizky mengaku semuanya berjalan tanpa diduga hingga akhirnya ia dikontak langsung oleh pemilik Zeus, timnya sekarang, melalui pesan singkat. Tawaran untuk bergabung menjadi pemain profesional pun ia dapatkan.
"Sebenarnya kayak saya sih biasa saja, mungkin karena sering dapat juara juga kan, tiba-tiba dari owner-nya Zeus sendiri mengontak saya lewat WhatsApp."
Rizky mengaku kecintaannya pada dunia game turut dipengaruhi oleh kebiasaan orang-orang terdekatnya. Misalnya, kakak laki-lakinya sering bermain game konsol. Demikian juga ayahnya yang terkadang ikut bermain bersama.
"Dulu abang saya kan main di PS2, saya ikut-ikutan aja," tutur fans Manchester United dan Persib ini.
Ia merasa keluarganya selalu memberikan dukungan positif dengan apa yang ia kerjakan. Tak hanya itu, Rizky percaya profesi ini cukup menjanjikan untuk ke depannya. Karenanya, tebersit niatan dalam diri Rizky untuk menyeriusi profesi menjadi atlet eSport.
"Iya (mau menyeriusi --red)," akunya tanpa ragu.
Uniknya, Rizy mengaku bahwa cita-cita awalnya adalah ingin menjadi pemain bola, akan tetapi keinginannya kandas.
"Mungkin bukan jalannya aja sih, nggak dipaksain. Dulu SSB (sekolah sepak bola), kelas 4 atau 5 aku ikut, tapi berhenti," tutupnya. PT KONTAK PERKASA