September 4 2019
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Indonesia sudah jelas memiliki kemampuan membuat kendaraan listriknya sendiri. Sebagai contoh yang sudah masuk industri adalah Gesits setelah dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
ITS sendiri telah memiliki berbagai jenis kendaraan listrik yang siap dikomersialisasikan di industri otomotif. Baik dari kendaraan penumpang hingga kendaraan umum.
Kendati demikian, Kemenristekdikti menekankan bahwa untuk bersaing di pasar teknologi tidak menjadi satu-satunya senjata. Tak bisa dipungkiri tampilan desain dan ketahanan menjadi pertimbangan pasar dalam memilih kendaraan.
"Kompetitor kita besar nggak main-main ada Honda, Mitsubishi. Ini adalah kompetitor kita. Kalau kita dihadapkan pada kendaraan harus dilihat pertama adalah tampilan, estetika, durability-nya, ini jadi penting kalau ingin jadi produk yang sukses," papar Menristekdikti, Mohamad Nasir dalam sambutan Jambore Kendaraan Listrik Nasional di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).
Untuk mencapai cakupan industri dalam skala besar tentu membutuhkan modal dari pihak swasta serta dukungan pemerintah. Oleh karena itu sinergi Triple Helix antara akademisi, pebisnis, dan pemerintah harus berjalan dengan baik.
"Triple helix adalah bagaimana kita mengintegrasikan antara para peneliti dan dari hasil inovasi nya bisa dimanfaatkan oleh industri. Scaling up sangat penting. Pemerintah akan mediasi hal ini nanti juga dikomunikasikan dengan Kemenperin dan Kemenhub sebagai pengguna," terang Nasir.
ITS sendiri memang tidak ingin hasil inovasinya berhenti di sini begitu saja. Harapan ini juga diungkapkan oleh Rektor ITS, Mochamad Ashari.
"Mudah-mudahan inovasi dari ITS dan kawan-kawan bisa menghasilkan satu produk dan bisa dikembangkan terus dan komersial di masyarakat," tutup Ashari. KONTAK PERKASA FUTURES